Kota Semarang | Polrestabes Semarang pada Rabu sore (28/8) melakukan kunjungan ke warga Sekayu Kota Semarang, dalam rangka melaksanakan cooling system buntut kericuahan pembubaran aksi unjuk rasa yang terjadi pada Senin malam (26/8). Peristiwa yang mengakibatkan beberapa siswa LPQ PAI Sekayu terluka ini menuai kekhawatiran dan kecaman luas.
Polisi hadir di Masjid Taqwa Sekayu untuk mengklarifikasi situasi dan menyampaikan permohonan maaf. Mereka menjelaskan bahwa mereka terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi karena tidak terkendali. Namun, mereka mengakui penggunaan gas air mata mengakibatkan efek pedih yang tidak disengaja pada beberapa siswa LPQ dan Warga Sekayu
“Kami memahami bahwa penggunaan gas air mata menyebabkan kesusahan dan cedera pada beberapa siswa dan warga sekitar kejadian,” kata Kompol Maria Kasi Propam Polrestabes Semarang. “Kami sangat menyesali kejadian ini dan kami berkomitmen untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana kami dapat mencegah kejadian serupa terjadi di masa mendatang.”
LPQ PAI Sekayu, pesantren setempat, mengucapkan terima kasih atas kehadiran polisi dan meminta maaf. “Kami mengapresiasi polisi yang bertanggung jawab atas tindakannya dan mengakui dampak kejadian tersebut terhadap santri kami,” kata Bapak Johan perwakilan pihak Masjid Taqwa Sekayu . “Kami berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak yang terlibat dan semoga aksi unjuk rasa ke depan dapat terlaksana dengan damai dan aman.”
Semantara itu, Pihak Polrestabes Semarang juga berusaha menemui anak-anak yang menjadi korban pedihnya terkena gas air mata serta dan memastikan kesehatan salah satu anak Hafis siswa LPQ.
” Alhamdulillah sudah pada sehat, Kami juga memahami kondisi yang terjadi dan kondisi alam yang membawa angin gas air mata” ujar Ibu Hafis saat ditemui dirumah.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya Aksi damai dan perlunya pendekatan kolaboratif untuk mengatasi masalah sosial dan politik.