Aparat Satuan Lalu Lintas (Satpas) Polrestabes Semarang membuka pendaftaran untuk pemohon SIM A dan SIM C.
Pendaftaran tersebut di khususkan untuk penyandang tuna rugu.
Lalu SIM D atau D1 untuk penyandang disabilitas yang menggunakan kendaraan khusus.
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Sigit mengungkapkan, kegiatan pembuatan SIM ini pemohon tersebut dapat mendaftar memenuhi persyaratan kesehatan.
“Satlantas Polrestabes juga membuat latihan uji praktik SIM bagi penyandang disabilitas setiap hari kerja pukul 14.00-16.00 di kantor Satpas 1421 Satlantas Polrestabes Semarang,” ungkapnya.
Untuk pemohon, lanjut dia, bisa datang langsung ke Satpas.
“Bisa datang langsung ke Satpas untuk melakukan permohonana SIM,” ujarnya. Pihaknya berharap, penyandang disabilitas untuk melakukan pendaftaran permohanan SIM.
Disabilitas
Sebelumnya, Pemkot terus berusaha mewujudkan Semarang sebagai kota yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Pemkot Semarang pun meluncurkan meluncurkan kartu transaksi BRT Trans Semarang khusus dengan huruf braille, di Hotel KHAS Semarang, Jumat 19 Agustus 2022 lalu.
Peluncuran kartu BRT braille itu, dihadiri sejumlah komunitas penyandang disabilitas yang ada di Kota Semarang.
Selain menggunakan huruf braille, kelebihan kartu itu bagi penyandang disabilitas juga terkait tarif khusus yang diberlakukan.
Program itu diharapkan juga dapat lebih meringankan kelompok disabilitas di Kota Semarang.
“Untuk tarif umum Trans Semarang saat ini Rp 4.000 untuk transaksi tunai dan Rp 3.500 untuk transaksi non tunai. Sedangkan untuk tarif khusus sebelumnya Rp 1.000 rupiah untuk pelajar dan lansia,” ujar Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
”Mulai tahun lalu, sudah kita tambah kategori untuk yang bisa mendapatkan tarif khusus tersebut. Yaitu sedulur – sedulur yang ada dalam kelompok disabilitas,” terang Wali Kota Semarang itu.
Hendi mengungkapkan jika khusus dalam kegiatan peluncuran kali itu, kartu BRT Trans Semarang edisi huruf braille dengan saldo Rp 25.000,- dibagikan secara gratis.
Jika saldo tersebut telah digunakan, para pengguna kartu bisa langsung melakukan pengisian ulang di halte Hebat Trans Semarang.
Hendi juga menegaskan bahwa Kartu BRT Trans Semarang tersebut bukan satu-satunya upaya dalam mewujudkan Semarang sebagai kota ramah disabilitas.
Dia menjelaskan jika bahwa pegawai BRT Trans Semarang yang bertugas juga telah dibekali dengan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Untuk infrastruktur shelter dan halte BRT Trans Semarang juga telah ditingkatkan untuk bisa dilalui oleh pengguna kursi roda.
Sementara itu, Kepala BLU Trans Semarang Hendrik Setiawan mengklaim kartu BRT dengan huruf braille merupakan yang pertama di Indonesia.
Hal itu disebutkannya menjadi respon Trans Semarang atas arahan Wali Kota yang menginginkan adanya inovasi peningkatan layanan publik.
Salah satunya menjadikan Kota Semarang lebih ramah pada kelompok disabilitas.
Selain itu, Kartu BRT Trans Semarang khusus penyandang disabilitas juga merupakan program keberlanjutan.
Sebelumnya telah ditetapkannya tarif khusus Rp 1.000,- bagi penyandang disabilitas.
“Sesuai Peraturan Wali Kota Semarang nomor 17 tahun 2021, tarif khusus untuk penyadang disabilitas sudah diberlakukan sejak setahun yang lalu. Kami merasa perlu untuk menguatkannya lagi dengan kartu khusus ini,” tegas Hendrik.
Penyandang disabilitas yang belum memiliki kartu tersebut, bisa mendapatkannya di titik-titk keberangkatan masing – masing koridor BRT Trans Semarang. Kantor Kelurahan setempat, atau melalui Dinas Sosial Kota Semarang.
“Bila tidak bisa mengambil di tempat yang sudah ditentukan, kami akan mengantarkan kartu tersebut ke rumah yang bersangkutan di wilayah Kota Semarang,” pungkas Hendrix. ***